Suasana bedah buku |
BANTUL (KRjogja.com) -
Mantan Presiden Soeharto tidak sekadar kepala nagara. Tetapi menjadi
bapak pengayom dan simbol ketentraman bagi bangsa Indonesia kala itu.
Terlepas dari pro dan kontra selama memimpin negara. Sebagian masyarakat
Indonesia sekarang ini sangat merindukan sosok pemimpin dimasa
mendatang berkarakter seperti Soeharto. Karena sejak Indonesia merdeka,
hanya ada dua pemimpin besar lahir di negeri ini, yakni Soekarno dan
Soeharto.
Hal tersebut mengemuka dalam diskusi dan bedah buku ‘Pak Harto the Untold Stories dan Incognito Pak Harto’ di Museum Memorial HM Soeharto di Kemusuk Sedayu Bantul, Jumat (21/2/2014). Yang dihadiri tidak kurang dari 500 peserta yang terdiri dari para pelajar, mahasiswa.
Diskusi dan bedah buku ini
diselenggarakan Yayasan Harapan Kita kerjasama dengan Musyawarah Guru
Mata Pelajaran (MGMP) Sejarah kabupaten/kota se DIY. Hadir sebagai
narasumber, Dosen Universitas Mercubuana Jakarta, Dr Herry Budianto,
Dosen Fakultas Filsafat UGM, Slamet Sutrisno MSi, Penulis Buku ‘Pak
Harto the Untold Stories Mahpudi serta penulis buku-buku tentang Pak
Harto, Anita Dewi Ambarsari. Acara dibuka Siti Hediati Soeharto SE.
Mahpudi mengungkapkan, Soeharto selama menjadi presiden di Indonesia
banyak kebijakan yang dinilai kalangan sangat otoriter. Padahal kata
Mahpudi, soerang pemimpin harus berani bersikap tegas dalam mengambil
kebijakan. Sepanjang keputusan tersebut memberikan manfaat lebih besar
bagi orang banyak. Menurut Mahpudi, ketika seorang pemimpin sudah tidak
bisa tegas dengan kebijakannya. Jika itu seorang kepala negara, rakyat
justru dirugikan.
Dibanding dengan pemimpin sekarang ini. Satu poin perbedaan dengan
Soeharto kala itu, yakni ketegasan sekarang seolah hilang. “Jika
dibandingkan, pemimpin sekarang perlu ketegasan seperti Pak Harto,
tetapi sekali lagi tegas untuk kepentingan orang banyak,” ujarnya.
Sebagai penulis buku tentang Pak Harto, Mahpudi sangat terkesan
dengan keyakinan Soeharto, bahwa jika langkah yang diambil kala itu
adalah benar. Menurutnya Soeharto berani mengambil keputusan karena dari
awal niatnya baik dan diyakini pasti akan berhasi dengan baik pula.
Sementara Anita Dewi Ambarsari mengungkapkan, sosok pemimpin dengan
tipikal Pak Harto sangat dirindukan rakyat Indonesia. Indikatornya di
kalangan masyarakat kelas bawah kerap terjadi keinginan agar muncul
Soeharto baru. Tentunya yang mampu membawa kemakmuran di Indonesia.
Sementara Dr Herry Budianto menegaskan,
dengan kebijakan Soeharto ketika memimpin negara. Sudah sepantasnya
gelar pahlawan nasional diberikan kepada Pak Soeharto.
Pada hari itu juga meninjau hadir lokasi
memorial dari beberapa duta besar & akademisi dari mancanegara
yang didampingi dan dipandu langsung oleh Rektor Universitas Mercu
Buana Jakarta, Dr. Ir. Arissetyanto Nugroho, MM dan Rektor Universitas
Mercu Buana Yogyakarta, Dr. Alimatus Sahra, MM, M.Si. (wid.umby)